Jangan pernah alergi untuk menulis. Itu yang pertama kali harus
ditanamkan didalam diri Anda. Karena menulis bukan sesuatu yang harus dihindari.
Bukan pula kegiatan yang justru amat membosankan maupun momok yang menakutkan. Menulis
bukan aktivitas yang sulit dan tidak bisa Anda kerjakan. Menulis itu nyata. Sesuatu
yang riil. Tinggal tergantung bagaimana Anda mau mengerjakan serta menjalaninya
dengan sungguh-sungguh, atau cuma sekedar coba-coba tapi tidak ditekuni.
Karenanya, kegiatan menulis jangan Anda jalani
setengah-setengah. Apapun kegiatan kalau hanya dikerjakan tidak dengan
sungguh-sungguh akan terkendala dan kenyataannya lebih banyak tidak
berhasilnya. Bahkan hanya membuang-buang waktu saja. Tak ada manfaatnya sama
sekali. Sebab itu, menulis harus dilakukan sepenuh hati. Kesungguhan jadi modal
Anda dalam berkarya. Selebihnya tinggal pendalaman.
Tidak bisa dipungkiri jika sudah menjiwai, menulis akan mengasyikkan.
Apalagi, berkarya itu memiliki nilai estetika dan menginginkan pengakuan dari
orang lain. Jika sudah diakui berarti Anda telah berbuat. Hidup akan lebih
bermakna. Pikirkan ke depan. Pada saatnya nanti, Anda tidak hanya mendapat kepuasan
bathin, tetapi juga di tangan Anda akan lahir karya tulis yang dibaca orang.
Sekarang, siapapun dan apapun pekerjaannya dapat saja
menjadi seorang penulis. Artinya, untuk jadi penulis tidak harus berlatar belakang
paling tidak wartawan, akademisi, praktisi maupun mereka yang aktivitasnya
lebih banyak berkutat di penulisan. Seorang pedagang pun, kalau memang ia
menekuni bidang ini bisa saja menjadi penulis. Penulis itu profesi. Berarti
Anda juga harus profesional.
Saat ini, ada banyak kalangan seperti artis hingga pejabat
yang juga berprofesi sebagai penulis. Ada artis – penulis, model – penulis,
guru – penulis, pegawai swasta – penulis, bupati – penulis dan sebagainya. Bahkan, mereka yang masih
berstatus mahasiswa dan pelajar pun sudah ada yang mampu menulis buku. Karena,
penulis bukan suatu profesi yang mengikat dan kesempatan untuk berprofesi di
dunia tulis menulis terbuka lebar bagi siapa saja dan apapun latar belakangnya,
termasuk juga Anda.
Menulis wujud kemampuan, kepekaan serta kreativitas
seseorang berkarya dalam bentuk tulisan. Terdapat banyak tekhnik yang dapat
dilakukan dalam menulis. Anda tinggal melakukannya seperti apa. Namun dari
kesekian banyak versi tekhnik menulis, secara global tekhnik-tekhnik itu bisa dikelompokkan
menjadi dua, yaitu menulis karangan
berupa cerita atau esai serta menulis
untuk keperluan sehari-hari.
Menulis karangan, kemampuan Anda dalam menyusun kalimat
dengan melakukan beberapa hal, seperti menjawab berbagai pertanyaan, substitusi,
transformasi, melengkapi, memperbaiki, memperluas dan membuat kalimat serta
memperkenalkan karangan; yang didalamnya terdapat baca dan tulis, simak dan
tulis. Kalimat-kalimat yang tersusun, terurai menjadi bentuk tulisan.
Menulis juga kemampuan Anda dalam meniru model tulisan,
menyusun paragraf, menceritakan kembali dan membuat karangan/mengarang.
Sedangkan menulis untuk keperluan sehari-hari, antara lain menulis surat,
mengisi formulir, menulis surat undangan, menyusun daftar riwayat hidup,
pengumuman, membuat iklan dan lain-lain.
Dengan demikian, berarti menulis itu kemampuan dari
seseorang dalam membuat tulisan. Kemampuannya tersebut kenyataannya memerlukan
tahapan-tahapan menurut jalan pikirannya, membandingkan dengan tulisan orang
lain dan berkarya untuk dirinya pribadi serta orang-orang maupun pihak-pihak
yang berkaitan dengan hasil tulisannya.
Didalam membuat tulisan, terlebih dulu Anda melewati atau
melalui proses, seperti penentuan tema tulisan, langkah-langkah yang harus
dilakukan, maupun bentuk tulisan yang harus dibuat. Bentuk tulisan tersebut
dapat berbentuk prosa, puisi atau tulisan berdasarkan kebutuhan sehari-hari.
Hakikatnya, menulis juga merupakan bagian atau aplikasi dari
ketrampilan berbahasa lainnya. Hanya saja tulisannya berbeda. Meski
penyampaiannya berlainan, tetapi bentuknya sama saja. Pembedanya yang paling
menonjol, antara lain cuma terletak dari judul, isi serta gaya penulisan.
Sebelum menulis, Anda musti menguasai tiga hal penting;
menyimak, membaca dan berbicara. Untuk keperluan tersebut, Anda perlu dan musti
memiliki kemampuan menemukan gagasan, mengungkapkan gagasan-gagasan, menguasai
kaidah-kaidah kebahasaan, menggunakan gaya yang tepat serta menguasai peraturan
ejaan dan tanda baca.
Saat akan menulis, terlebih dulu Anda harus dapat menentukan
topik, menjabarkannya ke dalam kata-kata yang tersusun menjadi kalimat dan
paragraf, serta menggunakan kaidah tata bahasa yang benar. Gaya bahasa tulisan
yang Anda gunakan dalam kalimat-kalimat yang ditulis sesuai dan menggunakan
ketepatan pungtuasi serta ejaannya.
Cara membangun kesinambungan ide dalam tulisan, adalah
menciptakan kalimat yang efektif dan mengembangkan paragraf yang
dinamis. Paragraf dalam sebuah tulisan, kumpulan dari dua atau beberapa kalimat yang saling berhubungan dalam satu kesatuan bahasan.
Kalimat-kalimat dalam paragraf tidak berdiri sendiri, tetapi saling
menjelaskan. Sehingga berapapun jumlah kalimat dalam paragraf, harus saling
mendukung, mengarahkan pada suatu bahasan tertentu yang mencerminkan ide pokok
penulisan.
Setelah kalimat-kalimat efektif itu berhasil Anda tulis,
tugas berikutnya menyusun dalam paragraf, yaitu menyusun paragraf secara
dinamis, menghantarkan pembaca dari suatu kalimat ke kalimat berikutnya secara
runtut, teratur dan tercipta kepaduan makna yang memperkuat ide pokok.
Seringkali kita terjebak pada bagian-bagian uraian detil
yang melebar, sehingga kita kehilangan fokus. Jika sudah demikian, bukan tidak
mungkin pembaca, atau bahkan Anda sendiri penulisnya, merasa kebingungan apa
sebenarnya fokus bahasan paragraf ini. Untuk mengatasinya, ada beberapa teknik
yang dapat digunakan untuk membangun paragraf yang dinamis, diantaranya dengan
pembahasan ide pokok, urutan logis, kronologi kejadian dan perbandingan.
Mengembangkan paragraf melalui pembahasan ide pokok, dapat
dilakukan melalui pola urutan; Ide-Deskripsi-Analogi-Kesimpulan. Pada awal
paragraf, dimulai dengan menuliskan ide pokok atau duduk perkaranya dalam
sebuah kalimat lengkap yang efektif. Kemudian diikuti deskripsi atau penjelasan
dari ide. Deskripsi ide dapat dilakukan dengan menjawab atas pertanyaan
"Apa", "Kapan", "Dimana", "Bagaimana"
dan "Mengapa" atas ide pokok tersebut.
Selain cara itu, untuk mendeskripsikan ide pokok dapat
dilakukan pendekatan urutan waktu, urutan logis, atau dengan cara
membandingkannya. Kalimat-kalimat yang menguraikan atas ide pokok hendaknya
diikuti analog, berupa penggambaran situasi, ilustrasi atau data pendukung.
Sebagai akhir paragraf, Anda dapat menyampaikan kalimat yang berisi penegasan
kembali berupa kesimpulan atau solusi.
Sekedar menguji kemampuan Anda dalam keterampilan menulis,
terdapat pembuatan test objektif, yang bertujuan untuk menguji kemampuan
menulis dan unsur-unsurnya. Dimaksud dengan unsurnya, yaitu tata bahasa, gaya
bahasa, menyusun isi karangan, ejaan serta tanda-tanda baca. Kadang kala,
seorang penulis saat awal menulis masih belum memenuhi diantara unsur tersebut.
Test ini dapat Anda lakukan sendiri maupun bantuan orang
lain dengan melihat dan mengoreksi sampai sejauh mana hasil tulisan yang
dihasilkan. Dari sini, Anda dapat mengetahui bagian-bagian yang lemah serta
bagian mana yang memerlukan perbaikan. Pengetahuan, wawasan serta ketelitian
saat menulis sangat menentukan hasilnya.
Khusus tata bahasa tulis, ditujukan pada penggunaan
pola-pola tata bahasa yang tepat dalam bahasa tulis resmi, maka yang perlu Anda
pahami dalam keterampilan menulis, antara lain kesesuaian antara subjek kalimat
dengan bentuk predikatnya, kesejajaran bentuk kata kerja dalam kalimat yang
panjang serta penggunaan kata sifat, kata kerja, kata ganti, kata keterangan
dan sebagainya yang berkaitan dengan tulisan.
Untuk menguji kemampuan Anda didalam menyusun
tulisan/karangan secara objektif yang perlu dipakai, antara lain penyusunan
kalimat dari belum teratur menjadi teratur, sehingga jadi satu paragraf yang
baik, selaras dan utuh. Pengujian dari suatu tulisan yang telah dibuat bisa
dilakukan Anda sendiri sebagai penulisnya maupun meminta bantuan dari seseorang
yang mampu dibidangnya.
Test objektif kemampuan bisa berupa pemisahan kata,
penggunaan tanda-tanda baca yang tepat, huruf besar dalam teks serta hal-hal
lainnya. Memang, terkadang kepandaian seorang menulis tetap membutuhkan orang lain
untuk mengoreksi tulisannya. Namun, alangkah lebihnya baik jika Anda menguasai tekhnik-tekhnik
penulisan serta penerapannya secara langsung, seperti penggunaan bahasa hingga
ejaan dan tanda bacanya.
Untuk itu, hal yang sangat penting dalam menulis adalah
editing. Tak jauh berbeda dengan menulis, meng-edit juga membutuhkan proses.
Agar tulisan Anda tidak salah-salah, rapi dan enak dibaca, editing dalam
sebuah tulisan sangat diperlukan. Mulai dari menambah atau mengurangi
kata-kata, merubah kata maupun kalimat, pemenggalan paragraf dan lain
sebagainya.
Penulis yang baik harus menyunting tulisannya
serta memperhatikan alur dan ritme tulisan. Mereka juga mesti mengetahui makna
dari tiap kata yang dipakai. Anda menyunting tulisan tidak lain dengan tujuan
menyingkat, mempertajam, menyederhanakan, menjelaskan, meningkatkan urutan dan
logika pikiran, serta menguji semuanya dari sudut pandang pembaca.
Saat mengedit, Anda musti memakai kata kerja dalam kalimat aktif,
menempatkan subyek didekat kata kerja, memilih kata-kata yang benar-benar
menerjemahkan maksud tulisan dengan tepat, menghindari kalimat yang terlalu panjang
dan sulit dipahami, menghapus kata-kata yang tak perlu, terutama kalimat
bercabang, berulang-ulang serta menghindari perpindahan nada kalimat yang
menyentak; dari gaya percakapan ke khotbah, dari santai ke formal.
Dalam
proses penyuntingan tetap perhatikan peringatan seperti "kalimat
pasif" atau "kalimat panjang". Pastikan tak ada yang terlewat. Periksa
keakuratan dan coba untuk mempersingkat, mempertajam, mengembangkan dan
menyederhanakan tulisan tersebut. Selama penyuntingan juga pastikan tulisan
Anda susunannya sudah teratur, pembaca dapat mengetahui mana awal, pertengahan
dan akhir tulisan, memberikan pembaca sebuah alur yang jelas dan mudah dimengerti,
semua sudah logis, jelas serta tidak lagi terlalu abstrak.
Pada dasarnya kegiatan editing memerlukan waktu. Namun
dibandingkan dengan proses menulis itu sendiri waktunya lebih singkat. Meski
demikian editing memerlukan ketelitian, kecermatan dan terpenting bagaimana
cara Anda menjadikan tulisan itu ‘sempurna’. Sempurna disini bukan hanya
menurut Anda sendiri tetapi juga oleh orang lain.
Pastikan semua transisi berjalan
mulus, penggunaan kata kerja tepat dan kalimat-kalimat lengkap. Tulis kembali
tulisan Anda, masukkan isi yang baru dan perubahan–perubahan saat penyuntingan.
Kemudian, evaluasi atau periksa kembali guna memastikan Anda telah
menyelesaikan yang direncanakan dan ingin disampaikan.
Pada posisi ini, Anda tidak hanya bertindak sebagai penulis
tetapi juga sekaligus editing dari tulisan sendiri. Suatu kegiatan ganda yang
harus mampu dilaksanakan. Sebab, untuk menyempurnakan tulisan proses meng-edit mau tak mau harus dilakukan jika
Anda menginginkan tulisan tersebut hasilnya menjadi lebih baik.
Untuk mencapai tingkat penulis sekaligus editor, memang
memerlukan proses. Tak jarang, seorang penulis mencapai tingkat kematangannya
memerlukan pengalaman serta waktu yang cukup lama hingga bertahun-tahun. Tapi tidak
perlu takut memulai. Dengan niat, ketekunan dan penjiwaan, Anda bisa mengerjakan
tulisan, bahkan menjadi penulis sesungguhnya dalam waktu yang tidak terlalu
lama.
Hal utama yang harus dihilangkan dan dibuang jauh-jauh dari pikiran
Anda dalam menulis, yakni perkataan tidak bisa, tidak punya waktu, bagaimana
mengawalinya, apa yang harus ditulis, apa
yang akan didapat dari menulis, Anda bukan siapa-siapa, usia masih muda hingga
terlalu dini, atau umur sudah tua jadi buat apa lagi melakukannya. Hal-hal
semacam itu sebenarnya pemikiran yang mengaburkan.
Usia bukan halangan bagi Anda dalam berkarya. Anda musti
peka. Dewasa ini, ada banyak penulis-penulis muda berbakat atau yang telah
berumur tapi masih tetap menulis. Tulisan-tulisan mereka diterima pembacanya. Itu
berarti, dalam berkarya tidak ada batasan umur. Bahkan, ada penulis sebelum
tutup usia masih sempat menulis. Hatinya masih tergerak untuk menghasilkan
sebuah karya tulis.
Jika bercermin ke orang lain yang lebih dulu sebagai penulis
dengan segudang karya tulisan dan kesuksesannya, entah kapan keinginan tersebut
akan tercapai. Anda tak perlu minder. Justru dengan begitu Anda termotivasi
untuk menjadi seperti mereka, penulis yang sukses dengan karya-karyanya.
Kalau ada yang bilang keberhasilan itu berawal dari mimpi,
mungkin bisa jadi. Akan tetapi jangan hanya terus bermimpi menjadi penulis.
Wujudkan mimpi tersebut dengan kenyataan. Raih keinginan Anda dengan keyakinan
dan belajar. Orang-orang yang pandai kebanyakan berawal dari belajar. Tidak ada
yang langsung pintar. Teguhkan tekad kalau Anda juga mampu menulis.
Idealnya, setiap orang punya potensi diri. Masing-masing
memiliki kemampuan yang kadang tidak dimiliki oleh orang lain. Itu fakta yang
sudah menjadi takdir. Orang ditakdirkan dengan berbagai persamaan dan
perbedaan. Hanya saja, mampukah seseorang itu menjalani, memanfaatkan dan
mengembangkannya. Dengan kemampuannya, seseorang dapat bertahan hidup, mencari
jati diri, berguna bagi orang lain serta banyak lagi lainnya.
Menulis, salah satu kemampuan dari kesekian banyak kemampuan
yang dimiliki seseorang. Mereka, para penulis yang telah berkarya, berarti sudah
ditakdirkan menjadi penulis. Ada banyak penulis, tetapi tidak semua orang berprofesi
sebagai penulis maupun pandai menulis. Setiap individu telah digariskan memiliki
bakat dan takdir sendiri-sendiri. Tapi bukan berarti Anda tak mampu
melakukannya. Apalagi menulis itu didasari dari niat dan penjiwaan.
Dengan berusaha belajar dan memahami kemampuan sendiri, Anda
dapat menemukan jawabannya. Barang kali, kemampuan menulis ada di diri Anda,
walau sebelumnya belum sepenuhnya menyadari, atau belum dapat menuangkan
kreativitas tulisan karena masih ragu untuk memulai. Kini saatnya Anda mulai
berkarya. Temukan jati diri Anda melalui menulis.