Kesibukan dalam beraktivitas terkadang
menyita waktu. Pekerjaan dan keterbatasan peluang untuk menulis, sejemput waktu
pun terasa sangat berharga. Rasanya sayang sekali kalau terbuang percuma. Saking
berharganya, kesempatan untuk mengerjakan yang lain diluar dari aktivitas
hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Seseorang seolah dikejar waktu. Kadang,
ketika ada kesempatan untuk menulis pun, tiba-tiba pikiran berbalik dan tidak bisa berpikir jernih. Ujung-ujungnya,
timbul rasa malas menulis.
Seorang
pegawai di instansi pemerintah maupun swasta tersita waktunya dengan pekerjaan
dikantornya ataupun ditempat dia bekerja, mahasiswa disibukkan dengan kegiatan
dikampusnya, wiraswastawan dan orang yang berbisnis sibuk dengan bisnisnya serta
lain sebagainya. Belum lagi ditambah kegiatan diluar dari jam kerja dan aktivitas,
sehingga kesempatan meluangkan waktu untuk menulis boleh dibilang sedikit
sekali.
Bagi yang waktunya lebih banyak tersita
oleh rutinitas pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari, namun keinginan menulis
itu timbul begitu kuat ada sedikit trik buat Anda. Dikatakan sebagai trik,
karena memang lebih merupakan langkah-langkah praktis saja, tetapi tetap
menjadi tuntunan bagi Anda dalam menulis.
Setiap penulis tentu punya cara
tersendiri untuk menulis dan itu tidak bisa menjadi patokan dan dipaksakan. Sebab,
sebuah karya tulis tidak terlepas dari imajinasi maupun pengetahuan
masing-masing. Lain orang terkadang lain pula kemampuannya. Kalaupun terdapat
adanya persamaan, ada sisi-sisi dari mereka yang membedakan. Sebagai solusi,
teknik penulisan ini tetap tanpa harus mengubah gaya serta karakter Anda
menulis.
Pertama-tama, seperti layaknya didalam proses
penulisan, tentukan dulu tema tulisan yang hendak ditulis. Ini langkah penting.
Sebab, jika sejak awal Anda tidak bisa menentukan tema yang akan ditulis, maka
sangat sulit untuk memulai. Cara mengatasi sebenarnya banyak. Salah satunya,
beberapa penulis seringkali menggunakan Bank
Tema atau biasa juga disebut tempat menyimpan tema penulisan.
Bank Tema, semacam rangkuman atau
kumpulan tema-tema yang tercatat dan tersimpan. Entah itu ditulis di sebuah
buku catatan, laptop/notebook/komputer maupun hanya berupa selembar kertas
kecil. Fungsinya untuk menyimpan berbagai ide tema tulisan.
Lebih praktisnya lagi, sarana untuk
mencatat tema-tema tersebut dapat Anda bawa ke mana-mana, seperti buku saku,
catatan khusus yang disimpan didalam tas dan lain-lain. Sehingga saat
diperlukan langsung dikeluarkan. Cara ini sering digunakan untuk mengumpulkan
ide-ide yang muncul tiba-tiba maupun ketika melihat sesuatu yang menarik untuk
diangkat sebagai tema tulisan.
Disamping itu, alat komunikasi seperti
halnya hand phone (HP) dapat pula
dijadikan tempat menyimpan tema-tema tulisan. Dengan menyimpan catatan di HP,
saat diperlukan bisa dicari di folder-folder yang mampu menyimpan data, seperti
di folder konsep maupun arsip pesan, daftar kerja, kalender dan sebagainya.
Cara ini sebetulnya lebih praktis. Karena hadphone bagi penggunanya biasa
dibawa ke manapun.
Agar tema yang tersimpan di HP tidak
hilang, upayakan penyimpanannya di folder pesan yang isinya jarang kita buang,
seperti halnya arsip konsep dan arsip. Jangan simpan tema yang dibuat dengan
menggunakan kotak masuk, kotak keluar
dan pesan terkirim di folder pesan.
Lebih permanen lagi bila Anda simpan tema tersebut di folder daftar kerja maupun kelender. Sebab folder-folder ini jarang memiliki tampilan banyak
seperti halnya konsep pesan kalau tidak Anda sendiri yang membuat atau mengetiknya
di folder itu.
Menulis tema-tema ini dapat dilakukan di
lapangan maupun didalam ruangan, tergantung dimana Anda berada. Sedang diluar,
dirumah, di tempat kerja maupun dimana saja, catatan tersebut jangan sering
dilupakan. Karena manfaatnya besar. Gunanya, mengangkat tema ketika timbul
gagasan yang Anda anggap layak sebagai bahan.
Saat melintas di suatu tempat, misalnya
Anda melihat sebuah museum. Dengan melihatnya, Anda bisa membayangkan latar
belakang berdirinya museum tersebut. Dari hal itu Anda bisa membuat tema
tulisan dan mengembangkannya. Pastinya, didalam museum tersebut ada benda-benda
bersejarah. Dari situ, Anda telah menemukan ide untuk dapat menulis sejarah.
Hal lainnya, di suatu kesempatan Anda
berada di sebuah daerah. Disana ada hal menarik perhatian Anda. Di tempat
tersebut Anda melihat keunikan dari budaya masyarakatnya, mulai dari adat
istiadat, keagamaan, mata pencarian dan lain sebagainya. Dari yang dilihat,
Anda dapat membuat tema penulisan tentang cultur
setempat. Boleh jadi, Anda mendengar cerita rakyat di sana yang menarik untuk
ditulis. Dari satu tema, bisa Anda kembangkan sebagai bahan tulisan.
Di sekitar Anda ada banyak tema yang
dapat diangkat. Ide-ide atau hal-hal menarik itu selekasnya Anda catat. Ini langkah
praktis. Jangan biarkan ide tersebut muncul seketika lalu hilang kembali.
Sementara, saat diperlukan Anda lupa mengingatnya kembali. Agar tidak akan
kehabisan tema, cukup dengan melihat catatan Bank Tema. Kemudian tentukan mana
yang menjadi tema lebih menarik dalam tulisan.
Disamping buku-buku, surat kabar, majalah
dan lainnya, perangkat teknologi, seperti halnya melalui internet dapat
dimanfaatkan sebagai bahan data tulisan. Di internet, Anda akan menemukan
berbagai sumber yang bisa dijadikan bahan tulisan. Banyak sekali data-data,
mulai dari yang sangat penting hingga kurang penting ditemukan melalui
internet. Bentuk dan jenis-jenisnya juga bermacam-macam.
Bagi kebanyakan orang, media internet
diumpamakan sebagai samudera informasi yang sangat luas dengan ilmu pengetahuan
yang beragam jenisnya. Informasi dari yang terkecil hingga besar dapat
ditemukan disini. Dari internet, data jenis apapun bisa didapatkan asalkan tahu
caranya. Memanfaatkan search engine atau dipencarian google sangat membantu pencarian data
atau informasi yang Anda butuhkan dan hasilnya cepat diperoleh.
Walaupun demikian, usaha seperti ini dari
beberapa sisi diakui sebagian orang memang masih memiliki kelemahan. Karena,
seringkali temuan data-datanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Bahkan,
muatannya terlalu lebar dan umum. Terkadang, ada data-data penting yang dirusak
oleh oknum netter yang tidak bertanggung jawab dan mementingkan pribadinya.
Disamping itu, meski pencarian telah
didapat namun yang diperoleh terkadang belum mewakili kebutuhan. Kadang-kadang
pembahasannya hanya selintas, tidak akurat dan kebanyakan berdasarkan
kepentingan sendiri-sendiri dari si pembuat data tersebut. Kondisi ini tentu
membutuhkan waktu. Padahal, Anda tidak mempunyai banyak kesempatan untuk duduk
berlama-lama membuang waktu mencari bahan-bahan tulisan didepan layar
komputer/laptop/notebook.
Seperti dijelaskan dari awal, cara yang
lebih gampang dan praktis lainnya dengan menyalin sebuah atau lebih tulisan orang lain. Inilah sebenarnya salah satu
kunci menulis cepat. Cepat, bukan berarti langsung jadi, tetapi memerlukan
proses yang sebetulnya tidak terlalu menyulitkan. Karena tulisan Anda sudah
didukung berbagai sumber penulisan. Anda hanya tinggal mengembangkannya.
Mungkin, sebagian dari kita berpendapat
kalau teknik ini mengandung unsur plagiat dan merusak seni karya tulis. Sebab,
dari beberapa sisi teknik tersebut memang cenderung mendorong orang untuk
melakukan plagiat tulisan. Untuk bahan kepustakaan, mengutip tulisan pihak lain
bukan suatu kejahatan. Asal tahu mekanismenya. Didalam tulisan maupun jurnal
ilmiah, teknik mengutip memang dianjurkan dan penulis harus jujur mencantumkan
sumber yang dikutip. Dengan begitu, tulisan Anda tidak akan dicap menjiplak.
Kutipan merupakan gagasan, ide, pendapat
yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut
dengan mengutip. Gagasan dimaksud bisa dikutip dari banyak bahan kutipan,
seperti buku-buku umum, kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, majalah, internet
dan lain sebagainya.
Penulisan sumber kutipan ada yang
menggunakan pola Harvard dan ada pula
menggunakan pola Konvensional atau
catatan kaki (footnote). Penulisan
dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang
pengarang, tahun terbit dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir
kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka.
Ada dua cara Anda
dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung, mengutip sesuai dengan
sumber aslinya. Artinya, kalimat-kalimat yang ada tidak diubah sama sekali.
Sedangkan disebut kutipan tidak langsung, mengutip dengan cara meringkas
kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber
yang dikutip.
Namun demikian, dalam suatu tulisan
jangan sering-sering melakukan teknik tersebut. Tulisan yang Anda buat cenderung
tidak original. Bukan berasal dari imajinasi Anda seutuhnya. Biasakan menulis
mandiri tanpa ketergantungan pada tulisan orang lain. Sebagai referensi, sebaiknya
copy paste seperlunya. Selanjutnya, kembangkan gaya penulisan sendiri.
Dilihat dari sudut pandang penulisan, menulis
dengan cepat memang acapkali memiliki tingkat kesalahan yang tinggi ketimbang
dengan menulis normal. Kejadian yang sering dialami saat menulis cepat, antara
lain kesalahan ketikan, kata dan kalimat yang kurang normal hingga kurangnya
bahan-bahan tulisan.
Sebab itu, bila tulisan Anda sudah
selesai, cek kembali yang telah ditulis. Lihat dibagian mana yang salah atau
belum memenuhi unsur penulisan. Minimal dua kali pengoreksian atau lebih justru
akan makin baik. Bahkan, agar tulisan itu lebih sempurna, tak jarang para
penulis masih harus membaca dan mengoreksinya sampai berulang-ulang, membenahi
kesalahan dan menambahkan berbagai kekurangan, hingga dirasa tak lagi ditemukan
kesalahan ketikan maupun bagian-bagian yang dianggap masih kurang pas.
Teknisnya, untuk pemeriksaan cek hasil tulisan
Anda, apakah ada yang salah ketik atau penulisan kata asing yang tidak sesuai.
Saat bersamaan juga cek tanda baca yang kurang, salah maupun lebih, bahkan
beberapa kata yang hilang tiba-tiba karena saking cepatnya fikiran Anda
memproduksi tulisan maupun lupa saat penulisan. Kadang-kadang, di tulisan itu
ada huruf atau angka yang tidak maupun belum sempurna.
Pemeriksaan itu juga dilakukan dengan
mengecek tulisan Anda mulai dari judul hingga isinya, dari atas hingga ke
bawah, apakah sudah sesuai dengan tema yang dibuat. Periksa kembali setiap detail
kata-kata dan kalimat, antar kalimat dan alinea serta tanda-tanda bacanya satu
persatu. Jangan sampai ada yang terlewati. Teliti dengan cermat sebelum Anda
menyatakan tulisan itu telah selesai dikerjakan.
Satu lagi, selain kesalahan ketikan,
meski Anda telah mengoreksi tulisan tersebut terkadang setelah dicek kembali masih
ada kesalahan diketikan yang sudah diperbaiki. Hal ini biasanya terjadi pada
saat Anda menyimpan (save) tulisan di
komputer/laptop/notebook. Hal ini terjadi bisa jadi karena alat kerja tersebut
mengalami margin error atau memang
Anda lupa untuk menyimpan tulisannya. Oleh sebab itu, sebelum meninggalkan
tulisan sebaiknya jangan lupa save
dan pastikan kalau memang benar-benar sudah tersimpan.
Sebetulnya, tehnik-tehnik ini membantu
Anda untuk berkembang. Di satu sisi, Anda tetap bekerja dan di lain sisi dapat mengembangkan penulisan. Tapi sebaiknya
tehnik tersebut tidak dilakukan secara berkesinambungan. Metode semacam ini,
boleh jadi akan mencandu, sehingga menjadikan Anda merasa ketergantungan dengan
tulisan orang lain. Hal itu jangan sampai terus terjadi. Gunakan imajinasi Anda
sendiri dalam berkarya. Karena, tulisan yang jauh dari prasangka buruk salah
satunya karya murni hasil gagasan penulisnya.
Disarankan, kalau memang Anda ingin
mendalami dunia penulisan, cari kesempatan dan waktu yang luang untuk menulis.
Karena kegiatan tersebut suatu proses pengembangan diri. Tidak bisa dilakukan
jika hanya Anda lagi sedang ingin menulis. Perlu waktu dan pemikiran yang cukup
matang untuk memproduksi sebuah tulisan made
in Anda sendiri.